Bijak menolak dan menerima
2 Jul 2010
Tepis dampak negatif
Meski menolak proposal nikah dengan alasan yang dapat diterima syariah dan logika, tetap saja dapat meninggalkan perasaan tidak enak. Kadang muncul semacam perasaan bersalah pada pihak yang mengajukannya. Menurut Rustika, istri dari Adiwarman Aswar Karim, hal itu wajar karena umumnya perempuan berperasaan sensitif daan mudah empati. Tapi, Apakah dengan merasa bersalah akan menimbulkan hal positif buat kita? Jika itu sudah pilihan hidup kita dan yakin proses menolaknya karena istikharah,
kenapa kita merasa bersalah? Namun jika dalam proses penolakan tersebut ada hal-hal yang kurang smoot, mungkin ada kekasaran dari pihak keluarga dan lain-lain, maka perlu dilakukan upaya perbaikan. Misalnya, Bisa diobati dengan silaturahim dan minta maaf untuk mengurangi rasa bersalah. Jika ternyata pihaknya tidak bisa menerima bahkan bertambah marah, kata Rustika, hendaknya jangan dipikirkan terus. Sebab, rasa bersalah yang berkepanjangan bisa membuat kita larut dengan masa lalu dan tidak berani melangkah maju untuk mempertimbangkan calon lain. Budi berpendapat, sebenarnya letak persoalan bukan pada masalah diterima atau ditolaknya, tapi pada caranya. Dampak itu kembali kepada kejujuran hati, kemantapan sikap dan sejauh mana seseorang mempermudah atau mempersulit masalah. Kalau dia ngga ikhlas dan mempersulit masalah, dampaknya nggak enak. Misalnya, ada orang yang bangga kalau dia sudah beberapa kali dilamar orang. Ini berarti tidak atas dasar ikhlas, apalagi jika niatnya untuk memperkeruh orang lain, atau membuat orang lain malu. Jika dilakukan atas dasar ikhlas, kemantapan sikap dan tidak mempersulit masalah, kata Budi, penolakan itu tidak akan menimbulkan dampak negatif, semisal munculnya fitnah dan perasaan bersalah. Yang dimaksud dengan fitnah, jelasnya, adalah tersebarnya hal-hal buruk tentang si muslimah atau keluarganya. Seperti, jangan sama dia, keluarganya materialistis. Macam-macam fitnah itu. Bisa dalam permusuhan, bisa sakit hati, atau bisa juga image tentang keluarga itu. Bagaimana mengatasi perasaan bersalah? Atasi dengan taubat, berusaha untuk memperbaiki diri, tunjukkan sikap yang jelas dan selanjutnya permudah urusan dengan orang lain, saran Budi. Mudah-mudahan penyesalannya, taubatnya diterima Allah. Nanti Allah permudah pula urusannya?. (Termasuk untuk segera mendapat proposal nikah yang lebih sreg di hati!) (dsw/Laporan Juminarsih dan Rosita)